AntiLiberalNews – Minggu (15/09/2013), Komunitas One Islam Movement (OIM) mengadakan kajian bertema ‘Syiah-Sunni: Teman Sejati atau Musuh Abadi’ di Masjid Al Furqan Dewan Dakwah Islam Indonesia, Jakarta Pusat.
Kajian yang pokok temanya membedah isi dari majalah An Najah edisi khusus bulan September 2013 dengan tema yang sama, disimpulkan bahwa antara Islam (atau lazim disebut ‘sunni’ untuk membedakannya dengan syiah) sangatlah berbeda jauh dengan Syiah.
Pembicara pertama dalam acara tersebut adalah Ustadz Akrom Syuhada, beliau mengatakan secara garis besar ada lima dasar perbedaan antara Islam dan Syiah, yaitu konsep ketuhanan, kenabian, kitab suci, hadits, dan yang paling jelas adalah sikap penganut Syiah terhadap para sahabat.
“Hampir semua sahabat dikafirkan oleh Syiah, kecuali tiga; Al Miqdad, Abu Dzar Al Ghifariy, dan Salman Al Farisi. Syiah adalah kesesatan yang sempurna,” kata Ustadz Akrom.
Pembicara kedua, Ustadz Anung Al Hamat, mengatakan penganut Syiah sejatinya sudah mendeklarasikan permusuhan terhadap Islam sejak dahulu kala. Ustadz Anung pun mengingatkan masyarakat agar mulai meninggalkan frase ‘Sunni-Syiah’ karena terkesan Syiah masih menjadi bagian dari Islam.
“Syiah dan Islam adalah permusuhan yang abadi,” kata Ustadz Anung yang sedang mengambil pendidikan doktoral di Universitas Ibnu Khaldun itu.
Ustadz Abu Harits yang menjadi pembicara terakhir mengingatkan para hadirin supaya untuk mengambil pelajaran atas apa yang sedang terjadi di Suriah. Ustadz yang baru pulang dari misi kemanusiaan di Suriah itu menambahkan bahwa Syiah akan petantang-petenteng ketika mereka sudah kuat.
“Mereka tidak bertaqiyyah kecuali mereka dalam kondisi lemah. Apa yang terjadi di Suriah harus kita ambil sebagai pelajaran agar tidak terjadi di Indonesia. Orang syiah di Indonesia sudah mulai berani mengancam kaum muslimin di Indonesia, contoh terbarunya adalah dengan jatuhnya korban di Jember, Jawa Timur,” kata Abu Harits.
Seperti diberitakan BumiSyam (15/09/2013), dalam kajian ini pula diadakan penggalangan infak bagi para korban kekejaman rezim Assad yang menggunakan senjata kimianya untuk membunuh warga sipil di Ghouta. Jumlah donasi yang berhasil dikumpulkan sebesar 3,9 juta rupiah, 1 keping dinar, dan 100 dollar Amerika Serikat.
Rep : Administrator
Red : Tommy
Red : Tommy
Post A Comment:
0 comments: