FUI: Lawan Umat Islam, Syiah Gandeng Tangan Liberal

SEBAGAI sebuah aliran menyimpang, Syiah memiliki agenda yang bertentangan dengan kepentingan kaum muslimin. Tidak heran, jika mereka ikut dalam bekerjasama dengan kelompok liberal yang sudah difatwa sesat oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).

“Saya punya catatan sedikit, kenapa Syiah harus kita anggap sebagai musuh. Yang pertama, ketika umat Islam berupaya membubarkan Ahmadiyah, dan dibela kelompok liberal, ternyata di situ ada orang-orang Syiah,” terang Sekretaris Jenderal Forum Umat Islam (FUI) Muhammad Al Khaththath, dalam Deklarasi Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) DKI Jakarta di Masjid Al Barkah, Jl. Bali Matraman, Ahad (25/10).

Jalinan kerjasama antara Syiah dan kelompok liberal ini berlanjut ketika UU PNPS No.1 tahun 1965 hendak dicabut oleh Jalaluddin Rakhmat. Padahal, UU ini menjaga agama dari penodaan aliran-aliran menyimpang.

“Kalau begitu, (Syiah) kawan atau lawan?” ujar Al Khaththath melempar tanya kepada ribuan jamaah.

“Lawan!” jawab para jamaah.

Al Khathathth menjelaskan, ada kebencian dari kelompok Syiah di Indonesia terhadap para ulama di Indonesia. Ketika isu ISIS ramai bergulir, Jalaluddin Rakhmat bersama kelompok Ahmadiyah, dan sejumlah pendeta justru mengatakan kalau tidak setuju pluralisme jangan ada Indonesia.

“Tentu kita yang jeli membacanya maksud Jalal bukan ISIS yang ada di Suriah. Tapi yang dimaksud mereka adalah MUI dan ormas-ormas Islam. MUI yang telah menerapkan fatwa haramnya umat Islam mengikutui sepilis, itulah yang digugat Jalal dkk.”

Selain menyoroti IJABI, Al Khaththath juga mengkritisi sepak terjang ABI. Ketika umat Islam dizhalimi oleh sejumlah kebijakan Gubernur DKI Jakarta, Sekjen ABI Ahmad Hidayat, justru mendukung Ahok. Ia mengatakan lebih baik dipimpin Gubernur non Muslim tapi tidak korupsi daripada gubernur yang haji tapi korupsi.

Laporkan iklan?

“Enak aja emang gak ada gubernur yang bersih, emang gak ada gubernur kafir yang korupsi? Ahok tinggal tunggu waktu sedang diproses, kita doakan smeoga dipanggil KPK,” tutup Al Khathath. [Pz/Islampos]