
Oleh: Moh. Isom Mudin M. Ud
Penulis Bina Qalam Indonesia
NAMPAKNYA, Indonesia sebagai Negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia menjadi target Syi`ah untuk melebarkan sayapnya. Namun, Syi`ah menemui hadangan hebat. Indonesia adalah Negara Muslim sunny yang cukup tangguh. Fakta sejarah membuktikan, gerakan kristenisasi oleh penjajah dahulu hanya berhasil kurang lebih sepuluh persen saja. Kekuatan Sunny Indonesia terletak pada jutaan pondok pesantren baik modern ataupun tradisional bagai jamur di seluruh sudut nusantara.
Hal ini bukan berarti Syi`ah patah semangat. Kelompok ini memilik strategi umum yang terbukti sukses. Analisa tokoh MIUMI, Ustadz Haikal bisa dijadikan pegangan. Dimulai gerakan bawah tanah, yaitu pendidikan dengan pendirian yayasan, melakukakan peringatan-peringatan keagamaan, menduduki kursi pemerintahan, menjadi simpatisan partai-parta besar, dan kudeta pemerintahan yang sah.
Namun demikian, hal yang tidak kalah penting adalah strategi utama mereka dalam memutar balikkan fakta sejarah dan propaganda melalui berabagai media, baik cetak, elektronik, situs-situs dan website. Penulis mencoba mengurai beberapa fakta yang memperkuat analisa tersebut.
Dahulu, Syi`ah hanya keyakian pribadi sebagian kecil penduduk. Saat ini, telah berdiri ratusan yayasan Syi`ah, terlacak dan terdentifikasi oleh MUI. Banyak pemuda Indonesia mendapatkan beasiswa belajar ke Iran. Munculnya kerja sama universitas di Indonesia dengan universitas di Iran. Jika tiba tanggal sepuluh Rabi`aul Awwal, bisa dilihat adanya peringatan Asyura. Beberapa tokoh penting syi`ah berhasil duduk di kursi DPR/MPR. Adapun kudeta murni nampaknya sulit akan terjadi karena hadangan berbagai kekuatan di Indonesia.
Taktik ini juga diterapkan di beberapa negara Arab timur tengah, seperti Iraq, Libanon, Mesir, Suriah, dan Yaman. Pusat pengendalianya berada di Iran. Nampaknya strategi inilah yang sedang diterapkan di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bedanya adalah, bisa dikatakan keberhasilan di Negara-negara tersebut ada yang sudah mencapai Sembilan puluh persen. Sedangkan di Indonesia masih melangkahkan satu kakinya, atau bisa juga dikatakan sebagian besar sudah berjalan mulus.
Selain itu, pengajian dan kajian ilmiah juga menjadi sarana untuk membajak penduduk Sunny. Ada beberapa langkah yang ditempuh pada sarana ini. Untuk menarik perhatian khalayak, cinta kepada Ahlul Bait menjadi pintu gerbangnya. Hukum pendosa besar dan kufur bagi yang membencinya. Ini adalah pintu yang sangat mudah dimasuki orang-orang karena cinta mereka kepada Rasulullah dan Ahli Baitnya. Jika ini sudah terbentuk, kisah tragis Sayyidina Hasan dan Husein RA diceritakan agar mempengaruhi psikis dan emosi seseorang.
Kemudian, ditarik pada beberapa orang yang menurut mereka bersebrangan dengan Sayyidina Ali Bin Abi Thalib RA. Senjata pamungkasnya adalah membenci orang-orang yang dianggap merampas kursi kekhalifahan dari tangan Ahli Bait. Biang keladinya adalah tiga Khulafa ar-Rasyidin dengan dibantu seluruh sahabat kecuali tiga orang. Maka kefanatikan kepada Khalifah ke Empat sudah terbentuk. Dengan beberapa langkah ini, orang awam yang belum mengerti srategi ini akan mudah terpengaruh dan menjadi simpatisan yang sulit disadarkan
Untuk mencegah, memperlambat bahkan menghadang gerakan Syi`ah di atas. Umat Islam Ahlu Sunah harus bersatu, meningkatkan kewaspadaan, memperkuat dan mengetahui isi rumah sendiri. Penguatan aqidah yang tidak pernah berhenti. Berjuang diberbagai lini. Semua harus tertata rapi. Satu ungkapan bisa jadi pegangan,“Kebatilan yang terstruktur bisa mengalahkan kebenaran yang tidak terstruktur”. Begitu juga sebaliknya bukan?
Post A Comment:
0 comments: