
LEMBAGA Dakwah Kemuliaan Islam (LDKI) menggelar seminar nasional ‘Memperkokoh Aqidah Aswaja, Menjaga NKRI dari Bahaya Syiah. Acara ini digelar di Wisma Andini, Jalan Munggang, Balekambang Condet, Ahad (22/3/2015).
Hadir sebagai pembicara di antaranya Habib Achmad Zein al-Kaff (A’wan Suriyah PWNU Jawa Timur), Dr. Abdul Chair Ramadhan SH. MH. MM (Anggota MUI Pusat), dr. Haidar Bawazir (Pakar Syiah), Munarman SH. (Pengacara)
LDKI mengatakan tujuan digelarnya acara ini untuk mengajak masyarakat menyadari bahaya ajaran Syiah. Selain itu, pilihan Condet sebagai tempat acara karena dimaksudkan untuk membentengi masyarakat dari penyimpangan ajaran Syiah.
“Condet adalah jantungnya Syiah. Karena itu, Condet menjadi pilihan kami untuk menggelar acara ini untuk membentengi akidah Ahlussunah,” kata Ketua Panitia, Adi Kurniawan kepada Islampos.
Adi mengatakan, panitia mendapatkan tekanan dari sejumlah pengikut Syiah. Namun karena kajian ini penting untuk ketahanan nasional, panitia tetap bertahan.
“Kami sudah menempuh prosedur keamanan dengan melakukan izin kepolisian. Alhamdulillah pihak kepolisian mendukung dan menjaga hingga selesai acara,” ujar dia.
Sejumlah warga dari sekitar Condet dan Jadobetabek mengikuti acara ini. Bahkan kapasitas ruangan Wisma Andini yang hanya mampu menampung 200 orang, dipadati oleh 300 peserta. Semakin siang, acara semakin dipadati jamaah.
Para peserta tampak khusyuk mendengarkan penjelasan dari para pemateri yang silih berganti memaparkan penyimpangan ajaran Syiah. Dari mulai sejarah berdiri, rekayasa makna Ahlul Bait oleh Syiah, hingga tuduhan-tuduhan Syiah terhadap istri Rasulullah.
Sementara itu, Anggota MUI Pusat, Dr. Abdul Choir Ramadhan menjelaskan berbagai macam penodaan agama oleh Syiah yang bertentangan dengan konstitusi di Indonesia.
Selain masyarakat, aparat setempat turut meninjau acara ini dari mulai Lurah Balekambang, Wakil Camat Kramat Jati, serta Babinsa. Meski menghadapi tekanan dari pihak Syiah, namun acara ini berjalan lancar hingga selesai dengan dikawal sejumlah aparat keamanan. [ed/Islampos]
Post A Comment:
0 comments: